Welcome Guest !!
twitter facebook rss

,

Adakah Danau Kembar di Gorontalo?

Citra daratan Gorontalo yang diambil dari google map menunjukkan dugaan danau kembar, danau Limboto yang ada di sebelah kiri dan "danau Gorontalo" sebelah kanan.


GORONTALO, – Bila memerhatikan wilayah Kota dan Kabupaten Gorontalo melalui citra satelit akan terlihat danau Limboto yang sudah mulai menyempit dan wilayah kota Gorontalo yang rendah.

Antara danau Limboto dan Kota Gorontalo seakan mirip, bukan tidak mungkin di wilayah kota sebelum dihuni banyak manusia dulunya merupakan danau yang besar. Asumsi ini beralasan jika melihat citra satelit.

Sedimentasi dari sungai Bone dan Bolango diperkirakan telah menimbun “danau Gorontalo” kembaran danau Limboto. Namun hingga kini di wilayah kota Gorontalo masih ditemukan kawasan yang rendah dan berair, seperti di Kota Tengah dan Kota Utara.

Bila dikaitkan dengan mitos yang banyak beredar di masyarakat Gorontalo, ada kesamaan bahwa daerah ini pada masa lalu merupakan kawasan penuh air. Bahkan daratan yang tampak hanya gunung Tilong Kabila dan Boliyohuto, selebihnya adalah air.

Demikian juga dengan kisah-kisah pada masa kerajaan yang menceritakan jika dulu kawasan kota Gorontalo merupakan rawa-rawa, tempat berlabuhnya kapal-kapal dagang masih berada di kampung Bugis. Bahkan untuk menuju masjid Hunto, masjid pertama di Gorontalo banyak masyarakat menggunakan perahu padahal sekarang kedua daerah tersebut sudah menjadi perkampungan padat.

Cerita masa lalu ini seakan memperkuat dugaan jika dulunya kota Gorontalo merupakan kawasan penuh air, dan lebih lama dari itu sangat mungkin merupakan danau besar.

Menurut pengajar Geologi pada Fakultas PMIPA Universitas Negeri Gorontalo, Intan Noviantari Manyo’e, pada masa kuarter 1,8 juta tahun lalu memang ada danau besar di Gorontalo. Danau ini membentang dari kota Gorontalo saat ini hingga ke lembah Paguyaman di kabupaten Boalemo.

Pendapat ini berdasarkan pada hasil penelitian yang menyebutkan ada endapan danau dari bentang daerah tersebut.

Danau besar tersebut sekarang sudah tidak ada akibat sedimentasi dan menyisakan danau Limboto dengan luas saat ini hanya 2.500 hektar. Penyusutan danau Limboto ini tergolong cepat dan termasuk salah satu danau yang mendapat prioritas penanganan secara nasional.

Data pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1930, danau Limboto masih memiliki luas 7.500 hektar. Berarti dalam 85 tahun, luas danau ini berkurang sekitar 5.000 hektar.

“Formasi endapan danau besar membentang dari Kota Gorontalo sampai lembah Paguyaman di Kabupaten Boalemo melewati kabupaten Gorontalo. Ini catatan penelitian ilmiahnya,” ujar Intan, Minggu (13/3/2016).

Intan tidak berani berspekulasi terkait dugaan adanya danau kembar pada kurun masa pasca kuarter saat proses sedimentasi berlangsungpada danau besar. Ia berharap ada penelitian untuk menjawab asumsi tersebut.

“Saya tidak bisa bilang ada danau kembar, harus ada penelitian lebih lanjut,” kata dia.

Sementara itu Raghel Yunginger, ahli Geofisika Universitas Negeri Gorontalo yang sedang studi S3 di Institut Teknologi Bandung, berpendapat di Gorontalo terdapat depresi yang namanya rendahan Gorontalo yang sangat besar.

Rendahan Gorontalo ini terangkat secara perlahan akibat pengaruh tunjaman Sangihe pada masa kuarter. Hal ini ditunjukkan adanya batu gamping Plio-plistosen dengan elevasi yang cukup tinggi.

“Kalau diperhatikan di peta geologi Gorontalo lembar Tilamuta dan Kotamobagu terlihat bekas rendahan Gorontalo yang sisanya adalah danau Limboto,” kata Raghel.

Dia menambahkan, di sekitar danau Limboto terdapat batu gamping terumbu yang terbentuk pada zaman kuarter kala plistosen. Di samping itu di sekitar danau juga ada satuan endapan danau.

“Satuan batu gamping terumbu dan satuan endapan danau itu meliputi wilayah Reksonegoro, Kota Gorontalo – Dutohe. Bisa dilihat di peta geologi itu,” sebutnya.

Satuan endapan danau dan batu gamping ini merupakan bekas zona rendahan Gorontalo yang secara geologi mengalami pengangkatan akibat aktivitas tenaga endogen yang menyisakan danau Limboto.

Proses sedimentasi yang makin cepet saat ini diasumsikan merupakan dampak kerusakan lingkungan, namun bisa juga akibat masih aktifnya proses aktivitas geologi.

“Namun hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut,” ujar Raghel.

Ia pun memastikan tidak ada danau kembar, yang ada adalah rendahan Gorontalo yang terangkat pada zaman kuarter dan menyisakan danau Limboto.

“Perlu diketahui bahwa Gorontalo berada di pulau Sulawesi yang sistem pembentukannya secara geologi sangat kompleks dan rumit. Di Gorontalo terdapat sesar besar yang berinteraksi dengn sesar-sesar lain yang mempengaruhi pembentukan Gorontalo termasuk danau Limboto,” ungkap Raghel.


Share |

0 comments

Readers Comments

Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan blog Gorontalo Life. Admin berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Shopping Cart

Total Items:
SubTotal:
Tax Cost:
Shipping Cost:
Final Total:

Terbaru

Sponsored By

Featured Video

Our Sponsors

Our Sponsors

Visit Gorontalo Info and Guide