Jakarta,
Rumah Anak Buah Hercules Dibakar Warga
Posted by Unknown
Published on 28 October 2013
TEMPO, Jakarta
- Jajaran Kepolisian Jakarta Barat kembali memberangus premanisme yang
melibatkan kelompok Hercules. Sekitar 30 orang dalam komando Tommy
Ismail, 44 tahun, ditangkap di Kapuk Kebun Sayur Pertamina RT 06 RW 07
Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat lantaran melarang warga sekitar
melakukan kerja bakti membersihkan selokan. Warga geram karena dipaksa
membayar iuran sebelum melanjutkan kerja bakti.
Massa yang marah ini lalu membakar rumah Tommy dan tiga motor miliknya. Agar kerusuhan tidak meluas, beberapa ormas yang ada di Kapuk menghubungi polisi. Sejumlah organisasi massa turut mengawal proses pengamanan itu. Mereka adalah Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), Forum Betawi Rempug, dan Barisan Serbaguna NU.
Ketua Forkabi Cengkareng, Haji Deden mengatakan kelompok Hercules di bawah komando Tommy memang kerap membikin warga resah. Mereka memaksa warga ikut siskamling. "Jika tak hadir, warga dipaksa membayar Rp 50 ribu," kata Deden pada Ahad, 27 Oktober 2013.
Ketua Banser NU setempat, Fatahillah juga ikut mengamankan kelompok tersebut. Dia tak ingin kelompok Hercules membuat masyarakat takut. "Apalagi di lingkungan Kapuk ini terdapat masjid dan rumah ulama," kata dia.
Salah seorang korban pemalakan, Sutarno, 40 tahun, juga resah lantaran ditagih Rp 100 ribu per bulan. Dia harus membayar uang tersebut untuk biaya membuat gubuk di lahan yang diakui milik Hercules. Selain itu, Tommy mewajibkan Sutarno dan beberapa warga lain untuk ikut ronda. Jika tak hadir, Tommy memberikan denda Rp 50 ribu. "Siangnya kerja, masak malam hari tetep dipaksa ronda?" kata dia memelas.
Kini, kelompok Tommy tersebut dibawa ke Mapolres Jakarta Barat untuk diperiksa lebih lanjut. Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Barat, AKBP Hengky Hariadi mengatakan akan selalu memerangi segala bentuk premanisme yang ada, khususnya di wilayah Jakarta Barat. "Target kami zero premanism di Jakarta Barat," kata Hengky.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Massa yang marah ini lalu membakar rumah Tommy dan tiga motor miliknya. Agar kerusuhan tidak meluas, beberapa ormas yang ada di Kapuk menghubungi polisi. Sejumlah organisasi massa turut mengawal proses pengamanan itu. Mereka adalah Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), Forum Betawi Rempug, dan Barisan Serbaguna NU.
Ketua Forkabi Cengkareng, Haji Deden mengatakan kelompok Hercules di bawah komando Tommy memang kerap membikin warga resah. Mereka memaksa warga ikut siskamling. "Jika tak hadir, warga dipaksa membayar Rp 50 ribu," kata Deden pada Ahad, 27 Oktober 2013.
Ketua Banser NU setempat, Fatahillah juga ikut mengamankan kelompok tersebut. Dia tak ingin kelompok Hercules membuat masyarakat takut. "Apalagi di lingkungan Kapuk ini terdapat masjid dan rumah ulama," kata dia.
Salah seorang korban pemalakan, Sutarno, 40 tahun, juga resah lantaran ditagih Rp 100 ribu per bulan. Dia harus membayar uang tersebut untuk biaya membuat gubuk di lahan yang diakui milik Hercules. Selain itu, Tommy mewajibkan Sutarno dan beberapa warga lain untuk ikut ronda. Jika tak hadir, Tommy memberikan denda Rp 50 ribu. "Siangnya kerja, masak malam hari tetep dipaksa ronda?" kata dia memelas.
Kini, kelompok Tommy tersebut dibawa ke Mapolres Jakarta Barat untuk diperiksa lebih lanjut. Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Barat, AKBP Hengky Hariadi mengatakan akan selalu memerangi segala bentuk premanisme yang ada, khususnya di wilayah Jakarta Barat. "Target kami zero premanism di Jakarta Barat," kata Hengky.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
ARTIKEL TERKAIT
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan click disini, atau berlangganan gratis via Email, Terima kasih.
0 comments
Readers Comments
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan blog Gorontalo Life. Admin berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.