Gorontalo,
Tahun 2012, 863 Perempuan Gorontalo Ceraikan Suaminya
Posted by Unknown
Published on 29 May 2013
Laporan Wartawan Tribun Gorontalo Budi Susilo
TRIBUNGORONTALO.COM – Perempuan di Provinsi Gorontalo banyak yang mengajukan perceraian ketimbang dari pihak laki-laki. Perceraian di ajukan kebanyakan alasan tidak ada lagi hubungan yang harmonis.
Ini terungkap pada data perkara di Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Provinsi Gorontalo, pada tahun 2012 cerai gugat sebesar 863, lebih banyak ketimbang cerai talak sejumlah 330 yang diputus.
Ditemui, Humas PTA Provinsi Gorontalo, Nasikhin Abdul Manan (59), menuturkan, mereka yang berperkara lebih banyak perempuan mengajukan cerai terhadap suaminya.
“Banyak yang tidak harmonis lagi. Kebanyakan terjadi di Kota Gorontalo yang terkecil tingkat perceraian di Marisa,” ujarnya kepada tribungorontalo, Kamis (11/4/2013).
Ia menjelaskan, hubungan yang tidak harmonis disebabkan banyak faktor di antaranya kurang mendapat perhatian dari suami ditinggal pergi lama dua tahun lebih.
“Perempuan banyak yang ditinggal begitu saja, tanpa diberi kebutuhan hidup ekonomi, atau hubungan batin,” urai Manan.
Selain itu, faktor pendukung lainnya karena adanya pihak ketiga yang menghancurkan bahtera rumah tangga. “Si laki-lakinya dapat pasangan wanita baru, melupakan istri yang pertama,” kata Manan.
Karena itu, ia berharap kepada semua warga masyarakat, terutama generasi muda-mudi di Provinsi Gorontalo, untuk membangun bahtera rumah tangga seharusnya dipikirkan secara matang dan memiliki kesiapan yang baik dari sisi mental, ekonomi dan rohani.
“Tidak mudah membangun rumah tangga. Bukan asal nikah, tapi harus dipikir masa depan untuk dirinya dan anak keturunannya nanti,” tutur Manan. (*)
TRIBUNGORONTALO.COM – Perempuan di Provinsi Gorontalo banyak yang mengajukan perceraian ketimbang dari pihak laki-laki. Perceraian di ajukan kebanyakan alasan tidak ada lagi hubungan yang harmonis.
Ini terungkap pada data perkara di Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Provinsi Gorontalo, pada tahun 2012 cerai gugat sebesar 863, lebih banyak ketimbang cerai talak sejumlah 330 yang diputus.
Ditemui, Humas PTA Provinsi Gorontalo, Nasikhin Abdul Manan (59), menuturkan, mereka yang berperkara lebih banyak perempuan mengajukan cerai terhadap suaminya.
“Banyak yang tidak harmonis lagi. Kebanyakan terjadi di Kota Gorontalo yang terkecil tingkat perceraian di Marisa,” ujarnya kepada tribungorontalo, Kamis (11/4/2013).
Ia menjelaskan, hubungan yang tidak harmonis disebabkan banyak faktor di antaranya kurang mendapat perhatian dari suami ditinggal pergi lama dua tahun lebih.
“Perempuan banyak yang ditinggal begitu saja, tanpa diberi kebutuhan hidup ekonomi, atau hubungan batin,” urai Manan.
Selain itu, faktor pendukung lainnya karena adanya pihak ketiga yang menghancurkan bahtera rumah tangga. “Si laki-lakinya dapat pasangan wanita baru, melupakan istri yang pertama,” kata Manan.
Karena itu, ia berharap kepada semua warga masyarakat, terutama generasi muda-mudi di Provinsi Gorontalo, untuk membangun bahtera rumah tangga seharusnya dipikirkan secara matang dan memiliki kesiapan yang baik dari sisi mental, ekonomi dan rohani.
“Tidak mudah membangun rumah tangga. Bukan asal nikah, tapi harus dipikir masa depan untuk dirinya dan anak keturunannya nanti,” tutur Manan. (*)
Penulis : taufiq
Editor : taufiq
ARTIKEL TERKAIT
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan click disini, atau berlangganan gratis via Email, Terima kasih.
0 comments
Readers Comments
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan blog Gorontalo Life. Admin berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.